Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

TPNPB Sebut 15 Orang Termasuk Sipil Tewas di Intan Jaya, Tuduh Aparat Hilangkan Jejak

Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:39 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-16T14:40:08Z

 







Intan Jaya,Kapiwuunews.org - Operasi militer yang dilakukan Komando Operasi Habema Kogabwilhan III di Kampung Soanggama, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada Rabu (15/10/2025), Pukul 05.00 WIB, diperkirakan mengakibatkan 15 orang tewas.


BACA: TNI Klaim Tewaskan 14 Anggota TPNPB-OPM di Intan Jaya, Papua Tengah


Informasi ini disampaikan oleh Manajemen Markas Pusat Komnas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) melalui Siaran Pers diterima kapiwuunews.org, Kamis (16/10/2025).


Dalam keterangan itu, TPNPB-OPM menyebut bahwa dari total korban tewas, tiga di antaranya merupakan anggota TPNPB Kodap VIII Intan Jaya dan satu merupakan seorang ibu rumah tangga. Sementara sisanya adalah warga sipil laki-laki yang berada di rumah adat atau Nduni saat operasi berlangsung.


“Militer Indonesia langsung mengepung rumah warga dan menembak mati delapan orang laki-laki hingga rumah Nduni hancur total,” demikian isi laporan tersebut.


Selain itu, TPNPB-OPM juga menuduh aparat keamanan telah menangkap tiga anggota TPNPB, kemudian menyiksa dan menembak mereka di tempat. Seorang ibu rumah tangga disebut menjadi korban kekerasan seksual dan meninggal dunia setelah melarikan diri ke sungai Hiabu.


TPNPB-OPM menuduh aparat militer menghilangkan jejak dengan mengubur para korban secara terpisah serta membakar atau menyita barang-barang milik warga seperti alat pertanian, senjata tradisional, dan perlengkapan keagamaan.


Juru Bicara Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (Komnas-TPNPB), Sebby Sambom mengecam tindakan tersebut. Ia menyebut operasi militer di Intan Jaya telah melanggar hukum humaniter internasional.


“Warga sipil yang disiksa dan ditembak mati, serta tindakan kekerasan terhadap perempuan, merupakan pelanggaran berat terhadap hukum perang,” kata Sambom dalam siaran pers tersebut.


Pihaknya juga membantah tudingan bahwa rumah adat Nduni yang diserang adalah markas mereka. Mereka menegaskan bahwa bangunan tersebut merupakan rumah adat khusus bagi laki-laki dan tidak digunakan untuk kegiatan militer.


Penanggung Jawan Pers Rilis itu adalah jajaran pimpinan pusat TPNPB-OPM, termasuk Panglima Tinggi Jenderal Goliat Tabuni, Wakil Panglima Letnan Jenderal Melkisedek Awom, Kepala Staf Umum Walikota Jenderal Terianus Satto, dan Komandan Operasi Umum Walikota Jenderal Lekagak Telenggen.


(**)

×
Berita Terbaru Update