Nabire, Kapiwuunews.org — Ratusan sopir dari Asosiasi Pengemudi Logistik dan Angkutan Umum Papua Tengah menggelar aksi di depan Pantai Nabire, menuntut perhatian Pemerintah Provinsi terhadap rusaknya ruas jalan Trans Nabire–Paniai pada 14 Oktober 2025.
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk protes atas kondisi jalan yang dinilai memperparah kesulitan distribusi logistik, bahan bakar minyak (BBM), dan kebutuhan pokok menuju tiga kabupaten pegunungan, Dogiyai, Deiyai, dan Paniai.
"Para sopir menyatakan bawa Kami ini ujung tombak perekonomian daerah. Jangan sepelekan kami. Tanpa sopir, roda ekonomi Papua Tengah tidak akan bergerak".
Para sopir juga mengeluhkan kerusakan jalan yang kerap menyebabkan kecelakaan hingga kematian, serta maraknya aksi pemalangan dan perampokan di jalur lintas tersebut. Selain itu, mereka menyoroti sulitnya memperoleh BBM subsidi yang kerap tidak tepat sasaran.Kami rela lapar, rela bertaruh nyawa, hanya agar logistik bisa tiba dengan selamat di tujuan.
Dalam pernyataan sikapnya, Asosiasi Driver Logistic Papua Tengah menyampaikan tiga tuntutan utama:
Perbaikan akses jalan yang menghubungkan Nabire dengan Kabupaten Dogiyai, Deiyai, dan Paniai, karena kondisi yang buruk sangat menghambat mobilisasi logistik dan BBM.
Evaluasi penyaluran bahan bakar subsidi yang dinilai tidak tepat sasaran, sehingga pengemudi logistik dan angkutan umum kesulitan memperoleh bahan bakar minyak untuk beroperasi.
Penanganan maraknya aksi pemalangan dan perampokan di ruas jalan lintas Papua Tengah yang sering terjadi di wilayah Dogiyai, Deiyai, dan Paniai.
Asosiasi menegaskan, seluruh aktivitas pengangkutan logistik di wilayah Papua Tengah akan dihentikan sementara hingga pemerintah memberikan jawaban atas tuntutan mereka.
(**)