Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

‎Ketua Sinode Kingmi Papua Sesalkan Pembunuhan Hamba Tuhan di Kapiraya, 'Mereka Diutus Membawa Damai, Bukan Konflik

Minggu, 30 November 2025 | 04:29 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-30T12:31:08Z

Nabire, Kapiwuunews.org - Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua, Pdt. Yahya Lagoan, M.Th., menyampaikan keprihatinan dan kekecewaan mendalam atas pembunuhan seorang Pdt. Neles Peuki yang melayani di kampung Mogodagi, distrik Kapiraya, kabupaten Deiyai, Papua Ten hamba Tuhan yang melayani di Kapiraya. Enam lainnya luka-luka, dan rumah-rumah warga ikut dibakar, termasuk beberapa fasilitas umum milik pemerintah.

‎Hal ini ia sampaikan usai mengikuti Wisuda ke-13 STAK Nabire, di Halaman Kampus STAK Nabire, Jumat (28/11/2025).

‎Pdt. Yahya menjelaskan bahwa korban merupakan anggota pengerja gereja Kingmi, seorang koordinator pelayanan yang diutus untuk menjalankan misi gereja, bukan terlibat dalam konflik ataupun kekerasanSaat Pdt. Yahya Lagoan menjelaskan, didampingi Ketua Klasis Kebo, M. Yogi, S.Th. 


‎.

‎“Para hamba Tuhan itu tidak ada niat untuk membuat konflik atau kekerasan seperti yang terjadi di sana. Gereja punya visi dan misi Tuhan. Hamba-hamba Tuhan itu diutus pergi ke ladang Tuhan untuk membawa damai, membawa berita kabar baik,” ujarnya.

‎Ketua sinode Kingmi juga menyatakan  bahwa tujuan utama pelayanan gereja adalah membangun iman jemaat, hadir dalam konteks adat dan budaya, serta membebaskan umat dari kehidupan yang terikat dosa atau kondisi sosial yang sulit.

‎“Kehadiran mereka itu menolong orang lain membangun iman. Kami sangat ngeri secara gereja melihat kejadian ini. Kasihan. Orang-orang yang melakukan kejahatan itu, apakah untuk kepentingan negara, kepentingan pribadi atau pemerintah,” ungkapnya.

‎Menurutnya, isu-isu yang berkembang terkait batas wilayah, tapal batas, atau pemekaran tidak seharusnya mengorbankan pelayan-pelayan Tuhan.

‎“Pemekaran provinsi, pemekaran kabupaten itu membawa malapetaka sesungguhnya. Mereka bukan datang untuk membangun orang Papua. Seperti firman Tuhan di Yohanes 10, pencuri datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan, tapi Tuhan datang untuk membawa damai,” tegasnya.

‎Pdt. Yahya menekankan bahwa Injil sudah hadir di tanah Papua jauh sebelum pemerintahan modern masuk, dan kehadirannya membawa damai, bukan konflik.

‎“Kondisi yang terjadi hari ini kami sangat menyesal dan sangat kesal. Hamba-hamba Tuhan itu hadir bukan untuk menciptakan masalah atau mengurus kekuasaan pemerintahan. Mereka hanya membawa Injil Yesus Kristus,” katanya.

‎Saya sebagai pimpinan Gereja mengutuk keras tindakan kekerasan yang menimpa para hamba Tuhan. Bahkan sebelum kasus Kapiraya, pernah terjadi sejumlah pembunuhan terhadap pelayan Injil.

‎“Ini bukan pertama. Tahun 2018 penerjemah bahasa daerah di Dugama dibunuh. Di Intan Jaya juga pernah hamba Tuhan dibunuh. Pemerintahan yang seharusnya membawa pembangunan dan kesejahteraan malah berjalan dengan kekuasaan yang membuat rakyat menderita,” ujarnya.

‎Pdt. Yahya menuntut agar pelaku segera diproses hukum dan pemerintah daerahkhususnya Kabupaten Mimika bertanggung jawab penuh.

‎“Pelaku-pelaku itu harus proses dan dituntaskan. Bertanggung jawab terutama Bupati Mimika. Isu yang kami dengar, orang-orang K yang melakukan kejahatan itu, dia datang sebagai pencuri, perampok. Dia harus menghargai kami bangsa Papua sebagai hak ulayat,” tegasnya.

‎Pdt juga  meminta pemerintah Mimika, pemerintah Deiyai, dan Gubernur Papua Tengah duduk bersama pemimpin gereja untuk menyelesaikan konflik sehingga tidak terulang.

‎“Masalah batas membuat masalah. Hamba Tuhan kami jadi korban. Ini cukup sekali ini, jangan terulang lagi,” katanya.

‎Di akhir pernyataan, Pdt. Yahya menyampaikan harapan agar masyarakat tetap tenang di tengah konflik yang masih berlangsung, dan pemerintah benar-benar hadir menegakkan hukum.

‎“Kematian itu memang nyata, tapi kami punya harapan ke depan. Negara ini negara hukum, gereja juga punya hukum. Kami berharap masyarakat menahan diri dan pemerintah serius menyelesaikan konflik ini,” pungkasnya.


(**)

×
Berita Terbaru Update