Nabire, Kapiwuunews.org — Anggota DPRK Kabupaten Nabire, Danel Mumakapa, menyoroti kabar mengenai dugaan perubahan nama SD Negeri Ause menjadi SD Negeri Auye. Namun informasi tersebut dibantah oleh guru setempat, Melerand Evert Latuheru, S.Pd., M.Pd., Gr., yang merupakan guru mata pelajaran di SD Negeri Auye, Wapoga, suku Auye 25 November 2025.
Dalam pernyataan resminya kepada melontarkan media pada Senin malam (24/11), Melerand menegaskan bahwa kabar perubahan nama sekolah itu tidak sesuai fakta di lapangan. Ia menilai informasi tersebut muncul karena guru baru yang bertugas tidak pernah berinteraksi dekat dengan warga setempat, sehingga mudah menerima kabar yang belum tentu benar dari orang luar.
Menurutnya, pemberian nama pada sebuah tempat, termasuk sekolah, tidak bisa dilakukan sembarangan. Sebuah nama memiliki dasar dan pertimbangan, seperti sejarah, asal-usul, nilai budaya, fungsi, maupun simbol yang melekat.
"Suatu barang dinamakan itu tidak sembarangan, menekankan bahwa setiap nama memiliki makna dan alasan khusus di baliknya."ucarnya
Melerand menegaskan bahwa informasi yang menyebut adanya perubahan nama sekolah adalah tidak benar. Ia menambahkan, jika pun ada nama yang harus diluruskan, maka hal itu merujuk pada SD Negeri Auye di Kampung Taumi, bukan sekolah lain yang disebut-sebut.
Sebagai anak adat suku Auye dari Kampung Taumi, ia merasa bertanggung jawab meluruskan informasi tersebut.
"Saya tahu asal-usul suku Auye. Kami satu Distrik Wapoga. Misalnya saya guru di Keuw, saya tidak bisa seenaknya memberi nama sekolah di Keuw," tegasnya.
Ia berharap SD Negeri Auye di Taumi dapat menjadi lembaga pendidikan yang semakin diperhatikan, terutama untuk meningkatkan kualitas guru-guru yang mendidik anak-anak suku Auye.
