Nabire, Kapiwuunews.org - Solidaritas Pelajar-Mahasiswa dan Rakyat Papua Tengah mengelar mimbar bebas serukan Papua dan tanah adat, Nabire, Senin 28/10/2025
Ia momentum itupun dalam orasinya salah satu mahasiswa membacakan "Puisi: Pembakaran mahkota burung cendrawasih waja kolonialisme ingin menghilangkan identitas bangsa Papua, Adili pelaku penembakan 12 Masyarakat sipil di intan jaya.
Penulis Oleh : Redy song
Dibawah langit yang kelam dan berdebu,
Teriak merdeka menggema dari penjuru,
Darah dan air mata yang jatuh mewarnai panggung ku,
Menjadi tinta sejarah bagi bangsaku
Bambu runcing jadi saksi waktu,
Bawah jiwa yang sadar tak pernah layu
Tanah ini bernyawa, jangan kau ukur dengan harga.
Tanah adat, jantung Papua.
Setiap jengkal tanah Papua adalah doa yang hidup.
Ada luka yang tersusun rapih di balik,
beredarnya berita terkini!
Intan 16 Oktober 2025
wahai parah penguasa ?
Di balik pemusnahan ini ada k
Ruang ketengan ,yang kami bayar dengan darah dan air mata,
Papua butuh guru dan dokter Bukan peluru dan doser
Tetesan air mata di waja bumy Papua mengalir deras,
Bangsa yang terlalu tak bisa berdamai
Dengan mahasa mu yang kau hias dengan tangisan ku
Surga ku dunia ku
Kau tukar dengan
narakamu
Bhaa woee sa TDK mampu harus bertahan hidup dengan kalian yang katanya manusia suci.
