Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Rakyat Menjadi Korban Elit Politik Indonesia Setiap Pemilu Di Tanah Papua

Jumat, 29 November 2024 | 16:22 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-11T01:53:47Z

 










Photo Rakyat Mulia Puncak Jaya Papua, Menjadi Korban Politik Praktis 27 November 2024


Puncak Jaya, Kapiwuunews.org - Rakyat Menjadi Korban Elit Politik Indonesia Setiap Pemilu Di Tanah Papua setiap kali ada pemilihan umum di papua, kita disuguhkan dengan pertarungan sengit antara partai politik, kandidat, dan juga dukungan dari masyarakat. Namun, ironisnya, setelah pertarungan usai, kita sering kali menyaksikan partai politik yang sebelumnya berseteru justru bergabung dalam koalis Rakyat Mulia Puncak Jaya Papua, Menjadi Korban Politik Praktis 27 November 2024


Fenomena ini tidak hanya menimbulkan pertanyaan tentang integritas dan nilai-nilai politik, tetapi juga memberikan gambaran tentang dampaknya terhadap arah politik Indonesia di Papua dan Indonesia


Selain itu, rakyat selalu menjadi korban setiap pesta pemilu, mereka rela memusuhi kerabatnya demi mendukung dan membela kandidat calonya . Namun, yang ironisnya lagi, setelah pemilu berakhir, kandidat dan partai yang mereka dukung malah berkoalisi, meninggalkan rakyat yang telah menjadi korban persaingan politik tersebut.


"Meskipun rivalitas yang terjadi selama kampanye dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari dinamika politik yang kompetitif, namun hal tersebut juga berpotensi menciptakan lingkungan politik yang beracun."


Serangan personal dan kampanye negatif cenderung menjadi norma, memperburuk keadaan politik yang seharusnya menjadi ajang penuh ide dan gagasan.


Namun, yang lebih membingungkan adalah kemudian melihat partai politik yang sama-sama bersitegang, akhirnya bersekutu di bawah bendera yang sama setelah pertarungan usai.


Hal ini menimbulkan keraguan akan konsistensi dan kesungguhan dari keyakinan politik yang mereka deklarasikan di awal. Sepertinya, kepentingan pribadi dan keinginan untuk memperkuat posisi politik seringkali mendominasi


Perilaku semacam ini juga memelihara budaya oportunisme politik di mana kesetiaan ideologis digantikan oleh kesempatan yang lebih menguntungkan secara pribadi. Akibatnya, kepercayaan publik terhadap proses politik bisa terkikis, dan sikap skeptisisme terhadap elit politik semakin menguat.


"Tidak hanya itu, kesanggupan partai politik untuk mengubur belenggu persaingan dan bersatu kembali menimbulkan pertanyaan tentang akuntabilitas dan transparansi dalam proses politik. Hal ini menyoroti kebutuhan akan kebijakan yang konsisten dan jelas, serta perlunya pertanggungjawaban atas keputusan masa lalu yang telah mereka buat."


Sebagai kesimpulan, dinamika antara persaingan politik yang sengit di di Papua dan indonesia serta pembentukan koalisi partai politik setelahnya adalah isu yang kompleks dan memerlukan pemikiran mendalam. 


Sementara persaingan itu sendiri adalah bagian tak terhindarkan dari proses politik, kita juga harus mempertanyakan motivasi dan nilai-nilai dari para calon, tim sukses, partai politik serta dampaknya terhadap arah politik di Papua dan Indonesia secara keseluruhan


Dengan demikian rakyat papua dan rakyat Indonesia jangan dijadikan tumbal kepentingan partai politik dan elit - elit politik untuk memperkaya diri dan rakyat hidup menderita didalam sistem politik yang tidak adil dan tidak beradap.

(**)

×
Berita Terbaru Update