Puisi untuk tanah leluhur dan hutan kehidupan oleh: Marten Dogomo
Oleh : Marten Dogomo
Papua bukan tanah kosong,
bukan lembaran peta yang bisa dilukis semaunya,
setiap jengkalnya adalah nadi,
yang berdenyut dari leluhur hingga cucu nanti.
Hutan bukan sekadar pepohonan,
ia adalah dapur ibu dan pelindung anak-anak kami,
tempat berburu, tempat bersyukur,
tempat jiwa kami berakar dan bertumbuh.
Dari ranting hingga akar,
dari sungai kecil sampai burung cenderawasih yang hinggap,
semuanya bicara: Kami hidup di sini.
Kami tidak meminta lebih
hanya biarkan kami merawat yang sudah ada sejak awal mula.
Tanah ini bukan kosong,
karena jejak nenek moyang kami tertanam dalam lumpur dan ilalang,
karena doa-doa kami tersangkut di dahan-dahan tinggi,
karena tangis dan tawa kami menyatu dengan rimba.
Jangan sebut kami miskin karena tak punya beton,
kami punya hutan yang menyimpan emas kehidupan,
bukan emas yang diperdagangkan,
tapi emas yang memberi napas dan pangan.
Papua bukan tanah kosong,
karena setiap pohon adalah sejarah,
dan setiap suara burung adalah saksi
bahwa kami pernah, sedang, dan akan terus hidup di sini
bersama hutan yang kami sebut: ibu.