Intan Jaya, Kapiwuunews.org – Negara kembali mengerahkan kekuatan militer dalam skala besar, seolah menghadapi perang antarnegara. Ironisnya, semua ini demi kepentingan PT Blok Wabu. Rakyat Papua, pemilik hak ulayat, dipaksa minggir. Inilah strategi kolonial di West Papua. Pada 29 Maret 2025
Eksploitasi sumber daya alam di Papua terus berlanjut. Yang lebih menyedihkan, kekuatan negara digunakan untuk kepentingan bisnis, mengabaikan masyarakat adat yang turun-temurun hidup di tanah itu. Tanah leluhur dihancurkan, alam dieksploitasi, dan rakyat yang mempertahankan haknya justru dianggap musuh.
Para pemimpin daerah pun kehilangan keberanian. Intervensi pusat membuat mereka tak bisa membela rakyat. Prabowo Subianto, sebagai pengendali utama pemerintahan, dinilai berperan besar dalam mengintervensi wilayah ini atas nama keamanan, padahal tujuannya melindungi kepentingan korporasi.
Sejak lama, rakyat Papua menanggung ketidakadilan. Mereka yang mempertahankan tanahnya dilabeli separatis, dihadapkan dengan senjata, dan dipaksa menyerah atas hak-haknya. Suara mereka terus dibungkam, seolah tidak ada ruang untuk memperjuangkan keadilan.
Sampai kapan Papua harus menjadi korban keserakahan negara dan korporasi? Pertanyaan ini terus menggema tanpa jawaban yang pasti.
(**)
