Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Penyerangan dan Pembakaran Rumah Warga di Distrik Kroptak oleh TNI, Masyarakat Mengungsi ke Wamena dan Kenyam

Kamis, 19 Desember 2024 | 09:43 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-20T03:10:48Z








Nduga, Kapiwiwuunews.org - Distrik Kroptak, Kabupaten Nduga, Papua Sebuah peristiwa memilukan terjadi pada Sabtu dini hari, 7 Desember 2024, pukul 05.00 WIT, ketika aparat TNI melakukan penyerangan di Distrik Kroptak. Serangan udara menggunakan lima helikopter ini mengakibatkan rumah-rumah warga sipil terbakar, memaksa masyarakat di wilayah tersebut mengungsi ke tempat yang lebih aman.  


Penyerangan ini terjadi hanya dua hari setelah kunjungan Panglima TNI ke Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga, pada 5 Desember 2024. Kunjungan tersebut diduga menjadi awal meningkatnya intensitas operasi militer di wilayah tersebut.  


Menurut keterangan saksi mata, helikopter-helikopter militer melancarkan serangan dari udara dengan melepaskan tembakan dan menurunkan pasukan. Rumah-rumah warga dilaporkan terbakar akibat tembakan tersebut, dan masyarakat yang ketakutan terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka dalam situasi panik.  


Masyarakat Mengungsi ke Wamena dan Kenyam pasca-serangan, warga dari dua gereja besar di Distrik Kroptak turut terdampak. Mereka meninggalkan distrik yang kini sepenuhnya dikuasai oleh TNI dan mengungsi ke arah Wamena serta ibu kota Kenyam untuk mencari perlindungan. Kondisi para pengungsi sangat memprihatinkan, dengan minimnya akses makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.  


Situasi Terkini hingga saat ini, TNI masih menguasai Distrik Kroptak, dan aktivitas masyarakat lumpuh total. Wilayah tersebut berada dalam pengawasan ketat aparat keamanan, sehingga bantuan kemanusiaan sulit disalurkan. Warga yang mengungsi berharap adanya perhatian serius dari pemerintah dan lembaga kemanusiaan untuk membantu mereka yang kehilangan rumah dan mengungsi akibat operasi ini.  


Kritik dan Tuntutan peristiwa ini menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat sipil dan gereja di Papua. Mereka menuntut penghentian operasi militer yang dianggap mencederai hak asasi manusia warga sipil di Papua. Serangan semacam ini dianggap tidak hanya melanggar nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga memperparah trauma yang telah lama dialami masyarakat setempat akibat konflik berkepanjangan.  


Lembaga-lembaga kemanusiaan dan aktivis lokal mendesak adanya investigasi independen atas insiden ini, untuk memastikan adanya pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang terlibat dalam serangan tersebut.  


Harapan untuk Perdamaian mmasyarakat Papua terus menyerukan penghentian kekerasan dan dialog damai antara pemerintah Indonesia dan kelompok-kelompok lokal untuk menyelesaikan konflik yang terus berlangsung. Situasi di Distrik Kroptak menjadi salah satu gambaran dari krisis kemanusiaan yang lebih luas di Papua, yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah pusat dan masyarakat internasional.  


Hingga artikel ini diterbitkan, pihak TNI belum memberikan keterangan resmi terkait peristiwa ini.



(**)

×
Berita Terbaru Update