Noken Papua. Foto: Instagram/@kemenparekraf.ri
Nabire, Kapiwuunws.org - Noken Papua adalah tas anyaman tradisional yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat Papua. Lebih dari sekadar alat membawa barang, noken merupakan simbol identitas, kearifan lokal, dan harapan bagi masa depan generasi Papua. Diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2012, noken menjadi cerminan kebudayaan yang kaya serta perlawanan terhadap erosi nilai-nilai adat.
Noken memiliki sejarah panjang yang diwariskan secara turun-temurun oleh suku-suku di Papua. Dibuat dari serat kulit kayu, seperti pohon Manduam atau pohon Anggrek Hutan, noken dianyam dengan tangan, mencerminkan kesabaran, ketekunan, dan keterampilan tinggi. Dalam filosofi masyarakat Papua, noken melambangkan kehidupan dan harmoni dengan alam. Penggunaan noken juga mengandung nilai solidaritas, kedamaian, serta keutuhan komunitas.
Noken tidak hanya berfungsi sebagai tas, tetapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial
1. Media Pendidikan Tradisional Digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai kerja keras, kemandirian, dan gotong royong kepada generasi muda.
2. Simbol Kepemimpinan Dalam upacara adat, pemimpin suku sering membawa noken sebagai tanda kehormatan dan tanggung jawab.
3. Alat Transportasi Noken digunakan untuk membawa hasil panen, bayi, atau barang kebutuhan sehari-hari, memperlihatkan keterkaitan manusia dengan alam.
Noken juga menjadi simbol perlawanan kultural terhadap modernisasi yang mengancam eksistensi budaya lokal. Dalam konteks politik, noken digunakan sebagai alat pemungutan suara di beberapa daerah Papua, menunjukkan kepercayaan terhadap kearifan lokal dalam sistem demokrasi.
Noken Papua bukan sekadar tas, melainkan warisan budaya yang sarat makna. Ia adalah simbol kekuatan, kebanggaan, dan harapan masyarakat Papua untuk masa depan. Dengan upaya pelestarian yang berkelanjutan, noken akan tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan orang Papua, menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan dalam satu anyaman yang kokoh.
(**)